GEBUK PHK, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu kementerian yang banyak menyerap tenaga kerja dengan jumlah terbilang banyak. penyerapan tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan BUMN yang mencapai 141 perusahaan.
Namun, dengan banyaknya memiliki tenaga kerja. Perusahaan BUMN di cap sebagai perusahaan yang paling banyak mem-PHK pegawainya.
"Ya sudah tidak apa-apa kalau gitu, silakan saja, karena memang pegawai BUMN itu banyak sekali," ucap Dahlan kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mencatat terdapat 577 kasus Pemutusan hubungan Kerja (PHK) dengan jumlah tenaga kerja 7.465 orang pada tahun ini. PHK tersebut, mayoritas dilakukan oleh perusahaan BUMN.
Dirjen Penyelesaian Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemenakertrans Iriyanto Simbolon mengatakan, kasus PHK tersebut terjadi lantaran perusahaan BUMN kerap tidak mengindahkan aturan-aturan tenaga kerja.
"Pada 2013 hingga Mei, 577 kasus yang terdapat lebih banyak di perusahaan BUMN," kata Iriyanto Simbolon di Cikarang, Jakarta. (sumber berita)
Namun, dengan banyaknya memiliki tenaga kerja. Perusahaan BUMN di cap sebagai perusahaan yang paling banyak mem-PHK pegawainya.
"Ya sudah tidak apa-apa kalau gitu, silakan saja, karena memang pegawai BUMN itu banyak sekali," ucap Dahlan kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mencatat terdapat 577 kasus Pemutusan hubungan Kerja (PHK) dengan jumlah tenaga kerja 7.465 orang pada tahun ini. PHK tersebut, mayoritas dilakukan oleh perusahaan BUMN.
Dirjen Penyelesaian Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemenakertrans Iriyanto Simbolon mengatakan, kasus PHK tersebut terjadi lantaran perusahaan BUMN kerap tidak mengindahkan aturan-aturan tenaga kerja.
"Pada 2013 hingga Mei, 577 kasus yang terdapat lebih banyak di perusahaan BUMN," kata Iriyanto Simbolon di Cikarang, Jakarta. (sumber berita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar