GEBUK PHK, Tangerang - Sebanyak 2.500 buruh PT Shyang Ju Fung (SJF) di Desa Sukadamai, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, dipecat karena perusahaan itu telah menghentikan kegiatan produksinya. Perusahaan tersebut menghentikan produksi karena sepinya order sepatu merek Assic sejak awal tahun ini.
"Perusahaan mengaku order tidak ada dan terpaksa menghentikan produksi," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang, Heri Heryanto, Rabu, 30 Januari 2013.
Heri mengatakan, pihak perusahaan telah melaporkannya ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang secara lisan terkait dengan kondisi terakhir perusahaan. "Tim kami saat ini sedang ke lokasi untuk menindaklanjuti laporan tersebut," katanya.
Menurut Heri, PT SJF merupakan perusahaan milik pemodal asing dari Taiwan, yang telah empat tahun beroperasi di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Perusahaan yang mengekspor alas kaki ke Jepang dan Amerika tersebut secara mendadak menghentikan produksinya. "Bisa dibilang mendadak karena sebelumnya tidak ada laporan terkait gejala perusahaan ini akan terhenti produksinya," kata Heri.
Heri mengaku, pihaknya belum mengetahui secara terperinci apa penyebab utama perusahaan ini menghentikan produksi dan memecat hampir 2.500 karyawannya. "Informasi awalnya karena sepi order saja," katanya. Heri membantah jika pemecatan ribuan buruh ini merupakan salah satu dampak dari kenaikan UMK 2013. "Sama sekali tidak ada hubungannya," katanya.
Dinas Tenaga Kerja akan mengawal masalah ini. "Kalaupun PHK tidak bisa dihindari, kami memastikan hak para karyawan terpenuhi dengan baik," ujarnya. Pihak perusahaan terkesan menolak memberi penjelasan atas masalah ini. HRD Manager PT SJF, Dony Ferdiansyah, tidak mengangkat teleponnya saat dihubungi Tempo. Pertanyaan dan konfirmasi yang diajukanTempo melalui pesan pendek tidak direspons.
Buruh perusahaan tersebut menyayangkan PHK massal yang mendera mereka. "Kami berharap tidak ada PHK dan masih bisa bekerja di sini," kata Salamah, 28 tahun. Warga Pasir Gadung, Cikupa, yang mengaku sudah bekerja sejak pabrik itu berdiri tahun 2009 silam kini hanya bisa pasrah. "Paling mencari kerja di perusahaan lain," katanya.
Para buruh mengaku sudah mengambil pesangon sejak Selasa kemarin, 29 Januari 2013. "Kami sudah bisa mengambil pesangon karena perusahaan sudah tidak produksi lagi," ujar Rosidah, karyawan yang bekerja di bagian cutting. (tempo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar