GEBUK PHK, Jakarta - Gelombang baru pemogokan menyapu industri tekstil Mesir dan menantang pemerintahan bekingan militer pasca penggulingan Muhammad Morsi.
Pemerintahan saat ini baru berkuasa kurang dari sebulan namun sudah ditantang oleh gelombang pasang protes pekerja. Hal ini akibat keberlanjutan kebijakan anti-pekerja yang mendorong rakyat Mesir untuk mengorganisir protes-protes terbesar di dunia tahun lalu yang mengakibatkan tergulingnya rezim Ikhwanul Muslimin (IM).
Para pekerja di Perusahaan Pemintalan dan Penenunan Nasr di Mahalla melakukan aksi walk-out dan aksi mogok kerja pada Rabu 31 Juli 2013. Aksi ini memprotes penangguhan upah dan penangguhan Tunjangan Hari Raya (THR) di bulan Ramadan.
Sementara itu, tuntutan serupa juga diajukan oleh para pekerja melalui aksi mogok kerja dua belas hari di Perusahaan Pemintalan dan Penenunan Stia. Aksi mogok kerja serupa juga dilancarkan oleh para pekerja Penenunan dan Pencelupan Bayda Mesir di Kafr Al-Dawwar yang kini sudah menginjak hari keempat. Tuntutan serupa juga diserukan oleh para pekerja Perusahaan Penenunan Damietta dengan aksi walkoutnya.
Artikel ini dikutip dari terjemahan tulisan Hisham Fouad berjudul “Egypt: textile strikes put pressure on new government” sebagaimana dimuat Mena Solidarity Network yang merupakan terjemahan dari tulisan احتجاجات عمالية في المحلة وكفر الدوار والإسكندرية ودمياط. sebagaimana dipublikasikan oleh Sosialis Revolusioner (Revolutionary Socialists).dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan dipublikasikan Bumi Rakyat. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar