GEBUK PHK, Jakarta - Para pekerja PT Intirub, yang berlokasi di Jalan Cililitan Besar, Makasar, Jakarta Timur, kecewa dengan ketidakhadiran pihak perusahaan yang berjanji akan melakukan perundingan ikhwal pemberhentian seluruh karyawannya yang berjumlah 636 orang. ''Hal (pemberhentian) itu mendadak sekali, jadi kami sangat kaget dan bertanya-tanya,'' ujar Suroso, Ketua Umum Serikat Pekerja Intirub, Rabu (30/8).
Suroso mengatakan pemberhentian yang dilakukan perusahaan jauh dari kesan etis. Pemberitahuan yang diterima karyawan hanya berupa selembar kertas yang ditempel di papan pengumuman tepat di samping kantor keamanan, pada Sabtu (26/8) lalu.
Sebelum adanya pengumuman tersebut, ungkap Suroso, perusahan tidak pernah memberi tahu kepada karyawan mengenai kondisi perusahaan. Menurutnya, pada Rabu (23/8) silam PT Intirub yang sahamnya dimiliki oleh tiga stake holder yaitu Argo Pantes, Tri Sutedjo, dan Pemerintah ini masih melakukan kegiatan produksi. ''Pekerja meminta transparansi mengenai kondisi perusahaan,'' katanya.
Para pekerja, sebenarnya menerima keputusan pemberhentian apabila dilakukan dengan cara yang etis yakni dengan perundingan. Namun dengan syarat uang pesangon yang sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan.
''Kami siap di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) jika memang tidak memungkinkan berproduksi, namun hak kami sebagai pekerja harus tetap di penuhi,'' ujarnya. (tempo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar